Welcomes

Welcomes to Danyrham's blog

Selasa, 05 April 2011

1 jam untuk bumi tercinta

Global Warming atau Pemanasan Global atau Perubahan Iklim merupakan isu yang paling cepat perkembangannya di Bumi ini. Berbagai akibat telah ditimbulkan olehnya dan juga berbagai cara telah dicoba untuk mencegah atau mengatasinya. Salah satu cara untuk menghambat percepatan pemanasan global adalah dengan mengajak setiap individu melakukan perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup yang paling sederhana dan murah, yaitu hemat energi.

Hemat energi apa sih yang bisa dilakukan oleh semua orang?
Ngak usah jauh – jauh, kita cukup dengan menggunakan alat elektronik secara bijak, mematikan listrik jika tidak sedang diperlukan. Atau mungkin bagi kamu yang bekerja dengan sehari-hari menggunakan kendaraan bermotor bisa beralih ke sepeda, selain hemat energi sepeda juga membuat kita sehat :)


Ketergantungan manusia kepada listrik dari masa ke masa semakin meningkat. Sementara, pembangkit listrik yang mayoritas dibangun di semua negara berbahan bakar fosil (minyak bumi, batu bara, dan gas alam) yang notabene mengeluarkan CO2 atau gas rumah kaca dan telah terbukti secara ilmiah berakibat langsung terhadap kenaikan dramatis temperatur rata-rata Bumi. Hal itu menyebabkan naiknya permukaan air laut, perubahan iklim, dan potensi kepunahan yang besar terhadap keanekaragaman hayati. Dampak pemanasan global ini sudah dipastikan akan mempengaruhi lingkungan hidup yang menjadi tempat hidup kita. Dan juga mungkin kalian bisa merasakan salah satu dampaknya, yaitu akhir-akhir ini di Jakarta sangat panas tetapi tiba – tiba hujan datang meskipun cuacanya tetap panas. Sungguh mengkhawatirkan.

Sebagai negara berkembang yang banyak bergantung pada potensi sumber daya alam dan membutuhkan listrik untuk mendukung pembangunan, Indonesia harus menjaga kebutuhan ekstraksi alamnya agar tidak berkontribusi besar menjadi salah satu pengemisi terbesar di dunia, dan tetap dapat melanjutkan upaya memenuhi kebutuhan penduduk yang makin besar setiap tahun, termasuk dari sisi energi.




Apa sih Earth Hour itu?

EARTH HOUR adalah salah satu kampanye WWF, organisasi konservasi terbesar di dunia, yang berupa inisiatif global untuk mengajak individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintahan di seluruh dunia untuk turut serta mematikan lampu dan peralatan elektronik yang sedang tidak dipakai selama 1 jam, pada setiap hari Sabtu di minggu ke-3 bulan Maret setiap tahunnya. Tahun ini, Earth Hour dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2011 pukul 20.30 – 21.30 (waktu setempat).  

EARTH HOUR berawal dari kampanye kolaborasi antara WWF-Australia, Fairfax Media, dan Leo Burnett untuk kota Sydney, Australia, dengan tujuan mengurangi gas rumah kaca di kota tersebut sebanyak 5% pada tahun 2007. Keberhasilan kampanye ini diharapkan dapat diadopsi oleh masyarakat, komunitas, bisnis, serta pemerintah lain di seluruh dunia sehingga seluruh warga dunia dapat menunjukkan bahwa sebuah aksi individu yang sederhana sekalipun bila dilakukan secara massal akan membuat kehidupan kita di Bumi menjadi lebih baik.  


Apa pengaruh EARTH HOUR?

Pada tahun 2008, 50 juta orang di 35 negara mematikan lampunya dalam aksinya mendukung EARTH HOUR.
Pada tanggal 28 Maret 2009, ratusan juta orang di lebih dari 4000 kota besar dan kecil di 88 negara di seluruh dunia mematikan lampunya mendukung EARTH HOUR. EARTH HOUR 2009 dan 2010 menjadi gerakan lingkungan terbesar dalam sejarah.



 
 
Apa target EARTH HOUR 2011?
Tujuan utama kampanye EARTH HOUR tahun ini masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu untuk melanjutkan target efisiensi energi dan perubahan gaya hidup di kota-kota besar di dunia dengan konsumsi listrik tinggi, dan berusaha mengaitkannya dengan potensi sumber energi baru terbarukan yang lebih bersih dan berdampak minimal pada lingkungan.  

Pada intinya, kampanye ini mengingatkan semua orang bahwa bergaya hidup hemat energi tidak cukup hanya dengan berpartisipasi di EARTH HOUR saja, tetapi aksi kecil ini harus terus dibuktikan setiap hari untuk secara efektif mengurangi gas rumah kaca, dan diikuti dengan mengubah gaya hidup yang lebih ramah lingkungan, seperti: menggunakan kendaraan umum atau bersepeda untuk bepergian, hemat air, menanam pohon, dan lain-lain.
Dalam jangka panjang, diharapkan EARTH HOUR mengangkat dan memancing semangat kepemimpinan di semua sektor agar bisa diadaptasi oleh pemerintahan dan korporasi di negara-negara partisipan untuk secara signifikan memasukkan efisiensi energi dan penggunaan sumber energi baru terbarukan sebagai bagian dari kebijakan yang mereka miliki supaya penurunan emisi gas rumah kaca bisa dilakukan secara komprehensif.
Jadi EARTH HOUR tidak bisa berhenti di 1 jam saja, melainkan diharapkan bisa diadaptasi oleh pemerintahan di negara-negara partisipan dan publik yang telah berkomitmen menjadi partisipan.  

EARTH HOUR Indonesia – Jakarta


Kenapa Jakarta?
Konsumsi energi Listrik di Indonesia terfokus di Jawa – Bali atau sebesar 78% dari total keseluruhan konsumsi listrik nasional, karena 68% konsumennya berada di pulau Jawa-Bali. Bagian Indonesia yang lain mendapatkan porsi yang lebih kecil.  

Berdasarkan data konsumsi listrik tahun 2008, total 29.605 GWH atau 23% total konsumsi listrik Indonesia, terfokus di DKI Jakarta dan Tangerang. 
Pendistribusiannya ke beberapa sektor terbagi menjadi:

  • Rumah tangga : 33%
  • Bisnis/perkantoran serta gedung komersial : 30%
  • Sektor industri : 30% (kebanyakan di wilayah Tangerang)
  • Gedung pemerintahan : 3%
  • Fasilitas publik dan sektor sosial : 4%
Total keseluruhan konsumsi listrik sebesar 29.605 GWH atau sama dengan 26,4 juta ton CO2 (Riset DJLPE 2004-2006 tentang emisi CO2 dari produksi listrik: 0,891/MWh) 

Seberapa besar pengaruh EARTH HOUR bagi Jakarta?

Dengan mematikan lampu-lampu dan alat elektronik yang tidak terpakai selama 1 jam dapat memberikan kontribusi kepada penghematan listrik di Jakarta serta mendukung program efisiensi energi yang diinisiasi pemerintah pada pukul 17.00 – 22.00. 

Apabila 10% penduduk Jakarta berpartisipasi  dalam EARTH HOUR, maka Jakarta dapat menghemat konsumsi listriknya sebesar 300MWh, yakni setara dengan:

  1. Mematikan 1 pembangkit listrik dan menyalakan 900 desa
  2. Menghemat 267,3 ton CO2
  3. Menghemat lebih dari 267 pohon (1 pohon mampu menyerap 1 ton CO2 dalam 20 tahun masa hidupnya)
  4. Persediaan O2 untuk lebih dari 534 orang (1 pohon mampu memberikan O2 bagi 2 orang dalam 20 tahun masa hidupnya)
  5. Apabila (300MWh = 1.080.000MJ) X Rp 200/MJ = menghemat hingga Rp 216.600.000,-
** 10% penduduk Jakarta diasumsikan 700 ribu orang mematikan 2 lampu setiap rumah.






sumber : www.wwf.or.id

Jadi tunggu apa lagi, ayo selamatkan Bumi kita dari hal yang paling kecil dahulu, yaitu Matikan Lampu pada Sabtu 26, Maret 2011, pukul 20.30 – 21.30 (waktu setempat). Kami mengharapkan jutaan orang di seluruh dunia mematikan lampunya selama 1 jam sebagai pernyataan global. Tunjukkan bahwa kamu peduli perubahan iklim. Tindakan kecil dapat membuat perubahan besar. (dan jgn cuma ditanggal 26, setiap hari kita harus tetap hemat energi utnuk buki tercinta ini. let's go gree )