Welcomes

Welcomes to Danyrham's blog

Minggu, 05 Juni 2011

happy got married my sister

                                         my big families's photo, i like this photo so much

Selamat menempuh hidup baru kaka tersayangku dengan @Yusuf Efendi, semoga menjadi keluarga yang Sakinah, Mawadah dan Warahmah. amiiiin. oia tapi habis nikah jangan lupa yah sama dany. hahahahaha.        

Gerak Jiwa, Gerak Alam, Gerak Ilahi

Wahai kekasih Jiwaku…………..

Wahai Sang penuntun Diriku……

Hamba ingin mengembalikan kepada-Mu, apa-apa yang dari-Mu karena memang tidak ada yang aku miliki saat ini, saat lalu maupun saat yang akan datang. Olehnya biarlah rangkaian kalimat inipun semuanya dari-MU dan karena-Mu jua.

Dengan jalinan kasih yang Engkau pancarkan, telah memberiku pemahaman betapa indahnya karunia-Mu atas segala rasa yang termaknai diantara serpihan hidup yang terpaut dalam lingkaran rotasi alam kehidupan. Kadang diri ini menangis dalam ketidak mengertian, namun dapat merasakan betapa Cintamu tiada terbatas sehingga tiada kemampuan dalam membahasakan apa yang hamba rasakan.

Wahai Cintaku… Dalam balutan debu-debu yang berserakan, seakan merapuhkan jiwa ini dalam kekumuhan, namun semakin aku tenggelam semakin Engkau memberiku pemahaman sehingga meleburkan hasrat kebodohan lalu mekarkan rasa akan esensi sebuah arti dari Mencintai dalam Cinta-Mu, walau itu sebait namun cukup bagiku untuk memanggil-Mu dalam setiap waktu dengan panggilan Syahdu..” Yahayyu..Ya qayyum.. La Ilaha Illa Anta..” A’ tini Mahabba taka.. hingga dalam setiap lakon hidup hamba senantiasa berharap akan kekuatan-Mu sebagai bekal dalam perjalanan menuju Cahaya-Mu.

Olehnya janganlah Engkau palingkan keindahan Wajah-Mu ketika hamba menghadap-Mu di setiap kegelapan.

Akhirnya dalam keterbatasanku sebagai insan, aku ingin merangkai sebuah makna dari Gerak Jiwa, Gerak Alam yang kesemuanya bermuara pada Gerak Ilahi…

Semuanya bermula dari rangkaian terdahsyat yang dirangkai oleh manusia dahsyat baginda Rasulullah Saw. Rangkaian itu adalah struktur rukun Islam serta hirarki komunikasinya antara esensi syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji.

::: SYAHADAT sebagai pilar uatama dalam mengenal Allah, yakni pengenalan yang nyata lalu meresonansi rasa Cinta antara yang mencintai dan yang di Cintai, selanjutnya terpatri dalam shalat.

::: SHALAT sebagai manifestasi diri untuk melebur dalam setiap gerak alam menuju gerak Ilahi, dimana alam yang senantiasa bergerak selama 24 jam terkombinasi dalam gerak shalat dan waktu shalat sehingga setiap pergantian waktu antara gelap menuju terang di iringi dengan dua rak’at shalat subuh, sampai pada pertengahan hari di iringi dengan sholat dhuhur, lalu ashar dan ketika mengantar alam menuju kegelapan diantar juga dengan sholat magrib kemudian sholat Isya sebagai wahana dalam pendakian malam secara spiritual.

Makna shalat haruslah di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga hubungan antara diri dan Tuhan senantiasa terpelihara. Chapter tersebut adalah dengan berpuasa.

::: PUASA adalah media bagi diri dalam belajar melakoni hidup dengan cara hidup yang yang dirahmati Tuhan sehingga menjadikan diri sebagai insan yang melayani Tuhan, kemudian hal ini mengalir dalam makna Zakat.

::: ZAKAT merupakan esensi pelayanan dalam cinta secara hablum minannas, melayani alam dan seisinya adalah melayani Tuhan adanya, olehnya bagi diri yang memiliki kesadaran spiritual, zakat bukan sekedar memberikan harta tapi lebih dari itu.

::: HAJI adalah makna mengenal Allah secara Syariat, Tarekat dan Hakikat sebagai pondasi Ma’rifat. Olehnya marilah kita pahami rangkaian struktur rukun Islam di atas dalam makna gerak.

::: Makna Gerak :::

Gerak adalah proses keseimbangan, gerak meliputi ruang dan waktu, semua yang ada di alam senantiasa bergerak, bahkan seekor bangkai binatang juga bergerak menuju ketiadaan melalui mekanisme alam berupa pembusukan. Dualitas adalah mekanisme alam dalam gerak keseimbangan. Bahkan Tuhan pun bergerak dalam cipta dan ciptaannya lalu membimbing hambanya dalam gerak ruhani menuju ketitik gerak yang tertinggi yakni kesadaran, pencerahan, insan kamil atau apapun namanya.

Semua ini berawal dari kesadaran gerak diri (proper motion) yang bersumber dari gerak ilahi yang menginduksi gerak jiwa (soul aweareness).

Olehnya ajarilah dirimu untuk gerak mengiringi gerak alam, tapi kamu harus memahami makna dari gerak yang meliputi gerak jiwa, lalu melebur dalam gerak alam hingga bermuara pada gerak Ilahi, itulah keabadian.

Dalam Islam, dasar gerak adalah lima gerak dalam “Rukun Islam” yang meliputi

1. Gerak jiwa dalam Syahadat.

Adalah sebuah kesakisan akan ke-Esaan Tuhan yang dimulai dari gerak ucapan, pembuktian dan keyakinan. Namun banyak golongan awam yang hanya memahami sebatas ucapan dan keyakinan tanpa melalui pembuktian akan kesaksian sejati itu sendiri, padahal untuk bersaksi terhadap hal-hal apapun, minimal seseorang dikatakan menyaksikan apabila dia telah melihat secara langsung terhadap apa yang ia saksikan.

Dalam dunia sufi, pondasi syahadat adalah terbukanya mata kalbu dalam memandang wajah Tuhan melalui proses mati sebelum mati (antal maut qablal maut : hadis) sehingga dapat menembus hijab yang ada dalam dirinya, proses ini dinamakan mengenal diri sendiri maka diri akan mengenal Tuhan. (man arafa nafs faqad arafa Rabb : hadis).

Dengan mengenal Tuhan melalui penyaksian yang nyata (syahadat) maka seseorang akan diantarkan pada tahap ridho, lalu ke tahap mahabba (cinta).

Dengan modal Cinta kepada Allah maka seseorang akan menuju pada esensi Cinta dan pelayanan, Cinta adalah pelayanan, pelayanan terhadap Tuhan dalam implementasi melayani semua ciptaan Tuhan dengan Cinta adanya karena Tuhan adanya. Untuk implementasi ini maka seorang hamba diantarkan pada gerak jiwa selanjutnya yakni gerak Sholat lima waktu dan sholat sunat lainnya.

2. Gerak Jiwa dalam Sholat.

Iringi gerak Alam dengan gerak sholat lima waktu, alam bergerak selama 24 jam dengan segala ketentuan hukum dari Ilahi, jika jiwa mampu melebur dengan gerak alam maka jiwa diantarkan pada sebuah kesadaran memahami hukum Ilahi, disinilah proses pembelajaran yang hakiki dan bermuara pada setiap makna dalam episode kehidupan itu sendiri, jiwa akan hampa, merasa kosong adalah akibat dari ketidak seimbangan antara diri yang mikrokosmik dan alam yang makrokosmik.

Olehnya meleburlah dalam gerak sholat, maka engkau akan melebur dalam kekuatan alam. Dalam sholat sendiri ada lima gerak (menurut penulis) yakni :

a. Gerak Badan.

b. Gerak Nafas.

c. Gerak Mind.

d. Gerak Makna, dan

e. Gerak rasa.

a. Gerak badan ;

adalah bagaimana seluruh alam diri (mikrokosmik) ditempah dalam penghambaan dan pengabdian sehingga terjadi proses perjalanan dari monopoli diri pada tingkat rendah yang penuh dengan ego, nafsu dan sahwat menuju diri yang istikomah. Ini adalah proses awal dalam sebuah kesadaran sholat. Seseorang yang sholat walaupun masih sebatas gerak badan, minimal ia telah memahami dirinya dengan berbagai penyakit diri, olehnya gerak ini harus diselaraskan pada gerak berikut yakni gerak nafas.

b. Gerak Nafas ;

Gerak nafas adalah gerak kesadaran dalam membuka dimensi pada gerak mind, nafas adalah sumber dan kekuatan dasar dalam gerak bagi seluruh sel-sel tubuh, jika irama nafas di iringi dengan bacaan-bacaan sholat maka ia mampu melahirkan fibrasi energi dalam tubuh yang lebih besar dari biasanya, nafaslah yang memegang kunci utama dalam lakon full meditasi, tapa brata, mahabarata atau mi’raz karena sebagai titik awal dalam membuka fokus gerak mind.

c. Gerak Mind ;

Mind mempunyai gerak yang yang bersifat willd motion ; liar dan susah dikontrol, olehnya dengan memahami gerak utama syahadat, maka gerak mind setidaknya bisa diarahkan dengan bantuan gerak nafas dan apa yang menjadadi esensi shahadat. Maka makna doa pembuka dalam sholat ; Inni wahjatu wajahia Lilladji (kuhadapkan wajahku dengan wajah Tuhan) bisa digapai.

Jika gerak mind dapat dikontrol maka selanjutnya gerbang untuk memasuki gerak makna dalam sholat bisa dipahami.

d. Gerak Makna ;

Adalah penghayatan dengan kesadaran yang baik akan setiap bacaan-bacaan dalam sholat serta membuka jiwa pada pemahaman rasa. Yakni sebuah rasa akan komunikasi dengan Tuhan. Dengan makna inilah seseorang akan mengiringi setiap lakon hidupnya sehari-hari. Bukankah sholat adalah mencegah perbuatan keji dan mungkar.? Bukankah Sholat adalah mengingat Allah karena esensi sholat adalah Mi’raz itu sendiri.

e. Gerak Rasa ;

Adalah sebuah rasa Ke-Tuhanan yang tidak bisa diterjemahkan dalam kalimat yang aktual, karena rasa ini memiliki kedalaman makna yang tak terjangkau oleh akal pikiran. Rasa yang senantiasa dekat dengan Tuhan dimana kedekatannya tanpa jarak, rasa yang senantiasa melahirkan pondasi diri dalam mereformasi diri dari tingkat diri yang rendah menuju diri yang ikhlas, benar sabar dan pasrah. Rasa yang lahir sebagai bukti akan kebenaran firman-firman Tuhan. Rasa yang absolut karena langsung merasakan, bukan sebatas membaca atau mendengar tentang rasa itu sendiri. Sehingga seseorang akan memandang alam semesta dan semua kejadian adalah Tuhan semata.

Jika seseorang telah memasuki dan melebur dalam proses gerak shahadat ke gerak sholat dalam rukun Islam, maka untuk implementasi dari esensi Pelayanan dalam cinta ia akan melakoni gerak selanjutnya dengan kesadaran hakiki, bukan sebatas dogma dan konsekwensi. Gerak selanjutnya adalah gerak Puasa.

3. Gerak Jiwa dalam Puasa

Puasa, adalah proses riil dalam melatih diri secara istiqomah untuk melakoni sifat-sifat Tuhan, sifat ini diantaranya meliputi ; tidak makan, tidak minum, meletakkan diri dalam kesabaran dan ikhlas. Seorang yang memiliki kesadaran spiritual yang baik, maka puasa adalah bagian dari lakon hidup untuk senantiasa memelihara rasa ke-Tuhan-nan. Esensi puasa baginya bukan sekedar menahan lapar dan dahaga tetapi puasa diri dari kebodohan jiwa yang hakiki, kebodohan ini meliputi kebodohan prasangka terhadap Tuhan, kebodohan akal pikiran dari huku-hukum Tuhan, kebodohan diri dari kesempurnaan dalam kesempurnaan Tuhan. Dan yang lebih utama adalah puasa dalam rangka menjaga hubungannya dengan Tuhan, olehnya setiap menit, setiap jam dan setiap hari adalah puasa baginya.

4. Gerak Jiwa dalam Zakat.

Zakat adalah proses penempahan jiwa menuju kesadaran dalam cinta dan pelayanan secara horisontal. Zakat bukan sekedar pembersihan materi yang dimiliki, juga bukan sebuah pengharapan akan keberlimpahan dalam sebuah pemberian. Zakat adalah esensi pembersihan jiwa yang hakiki dari interaksi materi dunia. Pembersihan jiwa yang demikian dimulai dengan pembersihan qalbu melalu tiga gerak diatas (syahadat, sholat dan puasa) sehingga qalbu yang merupakan dimensi Cahaya Tuhan dapat meresonansi jiwa lalu menjadikan jiwa yang bercahaya.

Jiwa yang telah tercahayakan tidak sekedar berzakat dengan materi, tetapi juga dengan kasih dan sayang, pelayanan dan cinta dan semuanya tanpa syarat karena Tuhan adanya.

5. Gerak Jiwa dalam Haji.

Haji adalah perjalanan spiritual pada dimensi Syariat, tarekat dan hakekat sebagai pondasi dalam ma’rifat. Makna haji adalah sebuah perjalanan spiritual yang menuntut kesabaran dan kepasrahan ditengah lakon tata cara yang berat akibat kondisi suasana yang padat dalam keterbatasan tempat, haji menuntut keikhlasan akan sebuah perjuangan dalam cinta. Dalam tulisan saya terdahulu di blog ini yang berjudul “memahami islam dengan hati” saya menguraikan tentang makna ka’ba, tawwaf dan hajjar aswat sebagai berikut :

Hakikat ka’ba adalah kefana’an atau ketiadaan, dimana apabila seseorang berada di dalam ka’ba maka arah kiblat sudah tidak ada, lebih dalam lagi adalah mengenal dalam kehakikian Ilahia adalah dimulai dengan kefanaan dari segala intraksi dan resonansi energi dunia, sehingga terfokus hanya pada energi Ilahi. Mengelilingi ka’bah tujuh kali dalam pandangan hakekat adalah Tujuh hijab dalam diri manusia yang harus dilewati untuk mencapai kesempurnaan kefanaan, dan tentu saja ini hanya dapat dilakukan dan difahami oleh mereka yang sudah ma’rifat atau tercerahkan.

Hakekat Batu Hajar Aswad adalah gerbang Rahim bagi setiap jiwa yang hadir di alam ini, hajar aswad adalah esensi petualangan jiwa dalam mencari kesempurnaan diri yang sejati sehingga jika dihubungkan dengan Ka’ba dan tawaf maka lahirlah sebuah hikmah yang sangat fenomenal yakni ; “perjalanan jiwa dalam mencari diri sejati menuju kefanaan yang hakiki (maknah Ka’bah) yang dalam perjalanannya harus melewati 7 hijab ( 7 kali putaran tawaf) dimana tiap-tiap hijab haruslah disingkirkan dari pengaruh resonansi pada jiwa itu sendiri yang pada akhirnya hanyalah vibrasi Ilahi semata yang melebur dalam dimensi kefanaan yang sempurna”. Pada titik ini seorang manusia dinamakan manusia yang arief sedangkan prosesnya dimulai dengan Ma’rifat (esensi shahadat).

Akhirnya dengan memahami struktur rukun Islam dalam hirarki makna gerak, maka kita akan mengiringi dan melebur dalam gerak alam dan sampai pada makna gerak Tuhan itu sendiri, kita mengerti karena kita merasakan dengan nyata dalam lakon hidup, kita paham karena kita mengalami sendiri di setiap episode kehidupan.

Dan akhirnya terciptalah keyakinan yang nyata akan semua yang selama ini kita dapatkan.

Dan jika semua ini di kombain dengan struktur dan hirarki rukun Iman, maka sangatlah dahsyat pemahaman kita, dan kita hanya mampu mengatakan Ooo, Oooo dan Oooo.

Terimakasih semoga bermanfaat adanya.

Biarkanlah alam merangkulmu dalam peluknya..

Dan jangan pernah bertanya dengan sejuta tanya yang terbias..

Karena jika sampai pada makna pemahaman, engkau akan mengerti..

Biarkanlah Cinta menyelimuti jiwamu dalam hangat asmaranya…..

Dan janganlah pernah bertanya dalam kebodohan dirimu yang semu….

Karena engkau akan mengerti dalam makna hakikat adanya, semua karena Cinta..

Seperti lautan yang kadang mekar dalam badai yang menakutkan..

Lalu menjadi sahabat para selancar yang menari indah diatasnya ..

Dan dia pun mengirim awan untuk membasahi bumi dengan titik hujannya..

SUMBER : WWW.TOPMOTIVASI.COM

Evolusi jiwa menggapai pencerahan

Ini adalah bait-bait kesadaran yang mengalir dalam kehidupan, namun kita tidak mampu untuk menyimak lebih dalam untuk mau memahami. Kita tidak pernah peduli akan tranformasi jiwa kita karena kita merasa sudah matang dan benar dalam menjalankan apa yang kita pahami selama ini. Pandanglah dunia saat ini! Betapa setiap kelompok mengatasnamakan kebenaran lalu menyerang kelompok lain yang dianggap sesat, mereka begitu buas seperti serigala, begitu agresif seperti anjing-anjing yang kelaparan.. oh.. memang demikian adanya.. didalam jiwa mereka masih melekat erat sifat-sifat kebinatangan itu.

Sebuah kisah sufi memancarkan tentang sifat kebinatangan itu ; Seorang syeck sambil membawa seekor anjing, mengunjungi sekelompok darwis yang belajar ilmu pencerahan jiwa. Begitu sampai dan berdiskusi berbagai hal dengan pimpinan kelompok darwis tersebut, sang syech pun pamit pulang dengan membawa kembali anjingnya “Guru kenapa syeck itu membawa anjing” bertanyalah seorang darwis pada gurunya “bukankah anjing itu haram.?” Dengan bijak gurunya pun menjawab “Beliau adalah sosok yang suci karena sudah mampu mengeluarkan anjing yang ada dalam dirinya, sementara saya masih sibuk berperang dengan anjing yang ada didalam diri”

Sahabatku.. Aku memilih untuk menyepi, semoga dalam diamku bersama-Nya akan terpancar segala apa yang ingin ku lantunkan. Akupun terpaku dalam sebuah renungan panjang dengan segenap pemikiran yang ada, mengkaji dan menyimak lalu membaca segala sabda alam dengan tenang dalam hikmat, tiada satupun yang mampu terbaca dengan bijak lantaran akal selalu mencerna setiap pesan yang datang. Aku mengerti bahwa untuk mengerti sebuah evolusi jiwa, maka aku harus mengenal jiwaku lebidahulu, karena semuanya bersumber di balik itu. Tanpa itu semua, aku hanya terkurung dalam permainan akal pikiran yang dilandasi ego.

Dulu aku tidak memahami apa yang mereka pahami tentang kebenaran, kebenaran yang telah mengevolusikan jiwa-jiwa mereka hingga menggapai pencerahan, aku hanya bisa berdalil tentang kesesatan dalam bingkai nalar dari ketidak sadaran diriku, bahwa akulah yang sebenarnya sesat, tapi aku marah jika mereka mengatakan hal itu kepadaku, walau sebenarnya tidak pernah terlantunkan dari ucapan mereka sedikitpun.

Mengenal jiwa adalah mengenal diri, mengenal diri adalah mengenal alam, mengenal alam adalah mengenal kebenaran. Dan kebenaran itu mutlak adanya didalam setiap jiwa, engkau tidak perlu mencari kedamaian di luar sana, karena aroma mind selalu mengikat kehausanmu dalam setiap ketandusan yang tak pernah terpuaskan. Sampai engkau menyadari, bahwa ketenangan itu bersumber dari dalam dirimu dan terwujud sekarang juga.. yaa..! sekarang bukan nanti atau semenit lagi, yang kamu butuhkan hanya sadar kalau engkau berada dalam kesadaran titik.

Untuk mencapai kesadaran engkau harus melihat jiwamu lebih dalam dan lebih dalam lagi, olehnya melalui tujuh tahap berikut, anda dapat menentukan di tangga mana kini anda berada. Jika anda masih di tahap pertama, maka saya kurang begitu yakin anda mau membaca tulisan ini karena dirimu begitu buta. Olehnya sajian ini saya khususkan buat sahabat-sahabat yang berada pada tingkat ke dua atau ke tiga, karena untuk berada pada tingkat ke empat dan seterusnya anda membutuhkan seorang penuntun yang khusus.

Selamat merenungi akan setiap tangga perjalanan ini dalam menggapai pencerahan jiwa yang hakiki. Semoga dapat memberikan suatu hikmah dalam langkah hidup anda lalu mengantarkan anda pada tahap evolusi jiwa. Dan di tapakan terakhir engkau akan mengerti semuanya dalam kesadaran.

1. Diri yang menguasai ; Ditangga ini diri tidak mengerti apapun tentang jiwa dan rahasinya lantaran diri yang penuh kuasa dalam lakon kejahatan atau kemaksiatan, diri yang kuasa ini juga ingin mendominasi dan mengontrol masing-masing individu sehingga menjadikan sosok yang tak terkendali serta jauh dari pemahaman moralitas dalam tatanan hidup.
Jika engkau pernah menempati tahapan ini maka resapilah betapa jiwamu begitu gelisa dalam melakoni hidup, nafsu sex dan sifat menyerang menjadi tabiat dalam keseharian. Engkau seperti serigala yang selalu ingin menyerang apapun yang menurut akal logika merugikanmu, bahkan hasrat sex begitu liar seperti seekor babi yang tamak dan serakah.
Tahapan ini adalah tahapan kecanduan yang tidak bisa terkontrol sehingga engkau selalu menyangkal bahwa engkau mempunyai masalah, dan engkaupun sulit untuk berubah pada tahap ini karena engkau tidak mengakui sedikitpun kebutuhan untuk merubah dirimu.

2. Diri yang penuh penyesalan ; Untuk sampai ketahap ini adalah sebuah gerbang menuju perubahan diri yang lebih baik, engkau telah melangkah namun perbanyaklah langkahmu, engkau telah merenung dan perbanyaklah renungan akan setiap lakon kebodohan yang engkau perankan. Karena di penghujung jalanmu ada secerca harapan yang terbias dari cahaya kehidupan yang walaupun masih redup namun cukup buatmu sebagai bekal dalam melakukan evaluasi diri.
Pada tingkatan ini, engkau telah memahami makna penyesalan lalu engkau mulai belajar untuk mengikuti impuls yang nilainya lebih tinggi. Disini engkau akan mengalami peperangan antara diri yang penuh ego dengan dirimu, pergolakan ini akan sampai pada masanya dimana siapa yang akan mampu menguasai dan jadi pemenang.
Jika engkau kalah dengan dirimu yang penuh dengan kebodohan maka engkaupun kembali berada pada tapakan tahapan pertama dan mengingkari kebenaran. Olehnya paculah dirimu sekuat mungkin karena jika selamanya engkau berada di tahap ini, engkau hanya baru merasakan detak kebenaran, memahami makna penyesalan tapi belum kuat untuk mengubah jalan hidupmu.

3. Diri yang terilhami ; Jika engkau memiliki jiwa pencari maka engkau akan sampai pada tahap ini dan engkau mulai merasakan kenikmatan dalam spiritual, bahkan dirimu akan termotivasi oleh nilai-nilai ideal dalam makna hidup berupa pelayanan dan moralitas. Dalam dunia sufi ini adalah awal dari praktik sufisme yang sesungguhnya.
Sebelum tahap ini, walaupun engkau merasakan energi spiritual, semuanya masih sebatas lahiriah dan pujian dalam level ibadah yang bersifat tekhnis. Bahkan pemahamanmu terhadap kitab-kitab kebenaran masih sebatas textual dan sempit, engkau masih cukup rawan untuk tergelincir dan menjadi fanatik terhadap lingkaran terluar dalam sebuah pemahaman. Olehnya berdirilah dengan teguh di tahap ini dan jadikan nilai hidup yang lebih tinggi sebagai motivasi dan pegangan hidupmu, maka engkau akan berkepribadian lembut, matang, sopan dan berpedoman. Selanjutnya engkau pun mekar dalam akhlak moral yang baik sehingga engkau mulai dihargai secara spiritual.

4. Diri yang Puas ; Disini jiwamu akan merasakan kedamaian berkat perjuanganmu pada tahap-tahap sebelumnya, keinginan dan kecintaan yang di dominasi oleh ego kini telah sirnah dan membuka pintu bagi dirimu lebih dekat lagi berhubungan dengan Tuhan.
Dimensi ini bertaburkan warna syukur dalam rasa serta telah lahir bibit iman yang matang. Jika engkau menerima kesulitan dalam hidupmu, maka perasaanmu akan sama dengan ketika engkau menerima keberuntungan, karena engkau telah menjadi diri yang puas, lalu engkau mengalami transisi dengan meninggalkan perhatian-perhatian sebelumnya yang membatasi diri dan berangkat “menyatu” sebagai bagian dari diri yang universal.

5. Diri yang disenangkan ; Sahabatku, pada tahap ini engkau bukan hanya puas dengan apa yang datang dalam hidupmu tetapi ikhlas dan senang dalam melakoninya meskipun itu sebuah kepahitan yang memilukan, karena engkau sadar semuanya datang dari Tuhan. Engkau mulai menyadari bahwa hidup adalah sebuah petualangan olehnya engkau merasa tidak terikat dengan apapun yang engkau lalui demi sebuah tujuan yang mulia.

Sebuah kisa sufi menggambarkan : Sultan Mahmud di Gazna suatu kali berbagi mentimun dengan Ayaz, pengikutnya yang loyal dan dicintainya. Ayaz sangat senang memakan separuh ketimun itu, tetapi ketika sultan memakan separuhnya, ternyata buah tersebut pahit dan karenanya sultan segera memuntahkannya. “Bagaimana kamu mengatur untuk memakan sesuatu yang begitu pahit?” Sultan berseru. “Rasanya seperti kapur atau racun yang pahit!”
“Sultan yang saya cintai” jawab Ayaz.
“Saya menikmati banyak kemurahan dan hadiah dari tangan Tuan, sehingga apa pun yang engkau berikan pada saya terasa manis”

Ketahuilah wahai sahabatku, ketika cinta dan syukur telah terpancarkan dari jiwamu yang tulus untuk Tuhanmu, maka engkau telah menggapai hakekat diri yang disenangkan.

6. Diri yang menyenangkan Tuhan ; Adalah kekuatan Tuhan sebagai dasar dalam kesadaran mereka, sehingga jiwa-jiwa yang berada di tahap ini senantiasa memancarkan kedamaian dan mampu menebar pesona kasih yang dalam bagi orang-orang disekelilingnya, karena sesungguhnya apa yang mereka perbuat adalah perbuatan Tuhan adanya, mereka merasa tidak bisa melakukan kebajikan sekecil apapun selain datang dari Tuhan, mereka tidak lagi takut apapun atau meminta apapun. karena yang mereka takutkan hanyalah ketika mereka terselubung dalam memandang keindahan Wajah Tuhan.
Rabaiah al-Adawiah melantunkan dalam syair do’anya :
Tuhan! Bila sujudku padamu karena takut neraka, bakar aku dengan apinya.
Bila sujudku padamu karena damba syurga, tutup untukku surga itu.
Namun bila sujudku demi Kau semata, jangan palingkan wajah-Mu.
Aku rindu menatap keindahan-Mu
**syair di atas dapat di dengar dg player di bawah ini**

Ibnu al-Arabi mengambarkan tingkatan ini sebagai perkawinan antara diri dengan jiwa. Diri yang menyenangkan Tuhan telah mencapai kesatuan dan kebulatan bathin yang otentik. Pada tahap awal diri berjuang dengan melawan dunia, sebab mereka mengalami serba keragaman.
Sebuah cermin yang pecah akan menciptakan ratusan bayangan yang berbeda dari satu obyek gambar. Jika cermin tersebut diutuhkan kembali, maka bisa memberikan bayangan yang tunggal.

Wahai diri yang melangkah dalam kebenaran, satukanlah keberagaman dunia, maka engkau telah menenggelamkan hijab terbesar antara engkau dan Maha Kebenaran, karena sesungguhnya segala sesuatu adalah satu dan menyatu adanya.

7. Diri yang murni nan suci ; Maha suci Tuhan dari segala kebodohan dan prasangka semu. Karena kuasa dan kebesaran-Nya yang telah mengantarkan hamba-hamba-Nya untuk sampai pada level diri yang murni nan suci, walau teramat sedikit yang dapat menggapai maqom ini, lantaran hanya jiwa yang suci dari ego dan murni terlepas dari keterpisahan, karena hanya ada penyatuan dengan Tuhan.
Di singgasana ini engkau telah menyadari kebenaran “Tidak ada Tuhan selain Allah” karena engkau mengalami dan membuktikan bahwa tidak ada siapa-siapa kecuali Tuhan, hanya Tuhan yang maha ada, sedangkan segala sesuatu di alam ini hanya sebatas sebutan.. yaa.! hanya sebutan karena setiap perasaan individuallitas dan keterpisahan adalah ilusi.

Senandung Syair Rumi buat mereka yang sampai di tahap ini ;

Bila engkau bisa membersihkan dirimu meski dengan sekali saja;
Rahasia dari segala rahasia akan terkuak untukmu.
Wajah Yang Gaib,
yang tersembunyi di balik semesta alam akan muncul di layar kesadaranmu

Wahai diriku.. Hanya sebuah pengharapan kepada-Nya untuk kesempurnaan dijalan ini. Akankah bisa termakanai semua rahasia hidup ini? Oh.. tidak, aku tidak membutuhkan jawaban karena yang kubutuhkan adalah sebuah rasa. Dan untuk mendapatkan itu aku harus terus berjalan dalam petualangan jiwa.

Sahabatku.. berjalanlah maka engkau akan memahami semuanya dengan rasa, namun engkau tidak akan mengerti arah dari perjalanan ini sampai engkau mendapatkan seorang penuntun yang sejati, seorang yang memahami secara mutlak akan perjalanan ini, dia yang menunjukan arah jalan menuju singgasana kebenaran, lalu mengantarmu sampai di gerbangnya.

Temukan sang penuntun sejati dan selamatlah hidupmu di dunia dan akhirat. Dia sering di sapa dengan seribu nama sesuai lakon hidupnya, dia tersembunyi di tempat yang begitu terang, bahkan diapun mungkin pernah memperbaiki tapak sepatumu yang sobek ketika engkau memanggilnya sebagai tukang sol sepatu.
Dia Juga bisa hadir sebagai seorang pimpinan pada perusahaan tempatmu bekerja, atau menjadi pekerja kebersihan di lingkungan tempat tinggalmu.

Ingatlah.! engkau hanya akan berjumpa dengannya atas kehendak Tuhan, lantaran dia disembunyikan sangat ketat oleh Tuhan. Dialah Sang Guru, Syeck, Mursyid yang hadirnya adalah sebagai perpanjangan tangan dari para Nabi dan Rasul untuk menyampaikan ilmu kebenaran ini pada mereka-mereka yang dipilih oleh Tuhan.

Seorang Mursid yang dianggkat Oleh Mursyidnya dan tidak ada Mursyid yang mengangkat dirinya sendiri, hati-hatilah.! Guru adalah penuntun sekaligus dokter spiritual jiwa bagi para pencari kebenaran, karena banyak yang akan terluka di perjalanan ini, dia yang akan meramu kimia spiritual untuk transformasi jiwa murid-muridnya menuju kondisi jiwa yang suci.

Seorang murid di depan guru, ibarat sebuah kayu gelondongan. Maka sang guru akan memahat menjadi hasil karya yang bernilai seni tinggi, dia tidak menambah apapun pada setiap pahatannya, karena yang dia lakukan hanyalah membuang hal-hal yang tak berguna (hijab) dalam jiwa murid-muridnya.
Apapun keadaanmu sekarang, maka itulah masa lalu gurumu, olehnya pandanglah gurumu sebagai masa depanmu, maka engkau akan diantarkan sampai pada puncak kesadaran, puncak pencerahan. Dan bersyukurlah. Karena tiada satupun karunia yang terindah di dunia ini selain berjumpa dengan sang Mursyid.

Suatu hari, seorang guru sufi ditanya perihal kesabaran. Dan dengan sangat indah dia berbicara tentang kesabaran dengan kata-kata yang penuh kebijaksanaan. Tak lama kemudian, seekor kalajengking menyengat kakinya, tak hanya sekali tapi berulang-ulang. Meski demikian, dia tidak memutus pembicaraannya, meski kesakitan. Tatkala para pendengarnya sadar akan apa yang telah terjadi, mereka terheran-heran karena sang guru tidak memindahkan kakinya dari kalajengking yang menyengatnya.
“Saya tengah membahas kesabaran,” jelas sang guru. “Saya bisa sekali memberikan kalian sejumlah saran tentang topik itu tanpa memberikan contoh ihwal kesabaran pada diri saya sendiri. Tapi itu akan membuat saya malu di hadapan Tuhan”

sumber : www.topmotivasi.com

Sebuah Perjalanan

Adalah kekuatan dari-Nya yang bisa saya gunakan untuk bertahan dalam kemelut untuk tidak merasakan apa-apa dalam perjalanan sebuah misi, karena kegundahan, kekecewaan dan segala panorama kegagalan yang menyelimuti seakan membutakan mata pikiran dalam menentukan arah yang akan dimulai.

kekuatan untuk tidak merasakan apa-apa ; baik rasa kedukaan maupun rasa kebahagian yang terpatri dari keduniaan, karena rasa Ke-Tuhan-nan-lah yang harus hadir untuk memperkokoh segala simbol dan sandi-sandi hidup lalu mengalir dalam mengiringi bahtera takdir yang hampir karam.

Dipojok jalan itu ketemui seorang sahabatku, dia mengisahkan tentang perjalannya, yakni sebuah perjalanan hakikat dalam mencari kebenaran yang ditempuh melalui perjalanan syariat dengan menelan waktu kurang lebih 6 bulan. Perjalanan yang dilakukan dengan berjalan kaki mulai dari banyuwangi-Jawa timur sampai ke Banten hingga akhirnya tiba di jakarta tanpa bekal makanan dan uang sesenpun. Diakhir pengembaraan itu dia berjumpa dengan seorang mursyid (yang juga mursyid saya).

Perjalanan yang Ia tempuh membutuhkan kekuatan untuk tidak merasakan apa-apa karena hanya rasa ke-Tuhan-nan yang terpahat dan mengalir dalam setiap sendi jiwa raganya.

Terkadang hadir rasa letih yang berkepanjangan dililit rasa lapar yang mencekam dan terkaparlah jasadnya dipinggir jalan dalam keadaan pingsan. Terkadang hadir rasa untuk menyerah dan kembali ketitik awal lalu memulai kembali kehidupan yg ia tinggalkan dimana secara duniawi cukup makmur dan sejahtera.

Terkadang hadir rasa kebanggaan akibat mengalami beberapa kekaramatan dari perjalanan itu, sehingga membuat beberap orang yg melihatnya lantas datang memohon ia menjadi guru mereka, Ia hanya bingung karena merasa tidak bisa apa-apa dan menolak mereka untuk berguru kepadanya karena ia sendiri dalam perjalanan mencari seorang guru.

Terkadang hadir kebimbangan ketika ia menemukan seorang guru yang mengajari ia tentang hakikat hidup, ia mencoba memahami setiap ajaran yang tersurat maupun tersirat, namun ketika sampai pada pertanyaannya yg hakiki, banyak dari mereka yang tidak bisa menjawabnya lalu diapun pergi mencari guru yang lain. Pertanyaan itu beberapa kali ia perertanyakan kepada setiap guru yang ia temukan dan tak satupun yang bisa menjawabnya.

Pertanyaan yg membutuhkan jawaban yang berdasarkan pada pembenaran pengalaman ; ” Pernakah Engkau mengalami Kematian? jika pernah ajari saya untuk mengalami mati”. Mengalami Mati adalah sebuah gerbang dalam melepas hijab jiwa dari segala hijab yang ada, selanjutnya jiwa akan mengerti siapa dirinya yang sebenarnya. Dari sinilah pemahamanTuhan dimulai, Matilah sebelum engkau mati yang sesunguhnya, demikian kata Rasulullah dalam menjabarkan sebuah perjalanan menuju Tuhan.

Berat memang jika saya meresapi kisah perjalanannya, namun dibalik kisahnya itu ada godaan lain yang datang menghampiri agar segala kisahnya dituangkan menjadi sebuah sinetron dan ditayangkan pada saat bulan ramadhan, bayarannyapun bernilai Milyaran Rupiah.. woh fantastik menurut saya, namun semuanya ia tolak lantaran sebuah syarat yang tidak sanggup dipenuhi. Kembali kepada makna sebuah perjalanan, apakah kita bisa mengaku sebagai seorang mu’min sebelum Allah memberikan ujian..? Hanya kekuatan dari-Nya untuk tidak merasakan apa-apa tentang hidup ini ketika kita mulai melangkah dalam kesadaran. haya rasa Ke-Tuhan-nan yang kita butuh karena Tuhan-lah segalanya. Ketika sekelumit rasa kepedihan yang melanda, mata raga ini seakan buta dan meneteskan air mata darah kedukaan, jasad ini seakan lemah gemulai tak bertulang memikirkan berbagai lara yang menerpa.

Kutarik nafas ini dalam-dalam agar jiwa memberi kekuatan pada raga kalau semua ini adalah kehendak-Nya agar diri ini kuat dalam perjalanan di episode-episode selanjutnya, jiwa ini terus memberi pemahaman pada akal raga bahwa segala yang ada adalah tools dalam melatih diri menjadi lebih kuat dan paham akan makna hidup yang sesungguhnya. kesempatan ini tidak datang setiap saat, olehnya syukurilah apa yang ada walau logika mewarnainya sebagai musibah. Namun aku memahaminya dengan qalbu yang tercahayakan, dan dikesudahan perjalanan selalu ada kemudahan. Bukankah setiap kesulitan pasti ada kemudahan..? demikian firman Allah dalam Al-Quran. Tapi ingat anda yang belum mengalami tidak semudah yang diucapkan, disinilah perlu penyerahan diri secara totalliti kepada Allah dalam mengharap segala Rahman dan Rahimnya… Kuakhiri sebait sharing ini buat sahabat-sahabatku pengunjung setia Blog ini, semoga Allah merahmati kita semua dengan Cinta Kasihnya dan menjauhkan kita dari segala Fitnah dunia dan akhirat.

Satu maknah yang saya tangkap dari sobat saya yang melalukan perjalanan dari jawa timur sampai ke banten yakni : perjalan dalam kebenaran adalah sebuah pilihan, kamu boleh untuk tidak memilih seperti segumpal tanah lumpur yang hanya membiarkan dirinya untuk tidak disentuh. Namun jika kamu memilih untuk di sentuh (itupun atas kehandak-Nya) maka kamu harus siap “Bermandikan Fitnah bersabunkan musibah (duka ;penulis)” karena kamu akan diproses menjadi sesuatu yang bernilai, Guci dari tanah liat itu membutuhkan proses peleburan dan pembakaran sebelum dipajang pada tatakan etalase yang indah.

www.topmotivasi.com

Sebait Makna Syukur

Mungkin diri yang terlalu dini dalam memahami berbagai makna hidup dalam lingkaran hukum alam sebagai landasan dalam perjalanan menggapi titik kebenaran, akan tetapi sebagai awal dari sebuah renungan tiadalah salah jika diri ini mencoba mengalir dalam bait-bait hakikat untuk menyelaraskan perjalanan syariat.

::: Hidup adalah suatu keindahan yang harus diterima dengan keindahan maka perjalanan sesuatu yg indah akan selalu indah
::: Hidup adalah sebuah anugerah yang harus tersadarkan pada makna dari anugerah itu sendiri sehingga apapun rotasi dalam hidup senantiasa menemukan titik ridho dalam makna jiwa.

::: Hidup adalah sendagurau yang harus dijalani dalam ruang jiwa yang membiaskan energi kemerdekaan dalam keterikatan dengan segala sendi tatanan dan struktur sosial hidup hingga bermuara pada kebahagiaan dan syukur yang hakiki.

::: Hidup haruslah paham akan muara hidup sehingga sadar jika hidup hanyalah untuk Tuhan semata.

Didalam keindahan hidup, akan mekar kuntum anugerah yg cemerlang dengan bias energi kedamaian sehinga senda gurau dapat dilakoni dalam tatanan kesadaran lalu memahami akan tujuan dan muara hidup.

Tuhan adalah Muara hidup, Ia sandingkan keindahan pada tatanan kehidupan agar kita dapat bersenda gurau dalam menikmati hidup sebagai makna anugerah, namun kadang kita tidak menyadari dan keliru untuk melakoni hidup. Bahkan kadang kita sering salah dalam ber-Tuhan namun kita tidak sadar akan kesalahan tersebut. Kita hanya mampu memandang, namun tak melihat secara utuh pada setiap falsafah hidup yang kita lalui, kita hanya bisa bicara namun tak mampu membahasakan dengan sempurna akan makna terdalam yang mengalir di balik jiwa.

Yang kita lakoni hanyalah sebatas syukur dibalik ketidak sempurnaan lakon syukur yang kita persembahkan. Kadang aku mendengar mereka bicara tentang berbagai falsafah hidup, ada yang memahami karena mereka mengalami, ada yang sebatas mendengar karena baru melangkah ke gerbang pemahaman, namun ada yang begitu banyak bicara walau tak menyadari jika sesungguhnya Ia belum memahami sedikitpun falsafah hidup yang sesungguhnya. Falsafah hidup bertajuk syukur adalah sebuah implementasi hidup yang melibatkan Tuhan dalam setiap irama hidup secara total dan mutlak adanya, sehingga hidup adalah hidup yang seirama dengan anugerah keilahian yang senantiasa mengalir setiap saat lalu mengarah pada kesempurnaan esensi hidup dalam rasa yang tak terdefinisikan maknanya.

Kita akan membaca segala kehendak Tuhan yang mengalir dari balik jiwa kita, lalu kitapun menjadi penonton akan berbagai lakon hidup kita dalam menjalani kehendak Tuhan, lakon itu begitu nyata dan kita pahami dengan kesadaran hati yang sempurna, kita merasa begitu bahagia menjalaninya. Kadang jika ada ketidak sempurnaan lakon itu maka Tuhan menghadirkan lakon-lakon yang dibawa oleh orang lain untuk melengkapinya dan kita berada pada posisi manajerial akan lakon tersebut karena kita memahaminya, dan akhirnya kita membuktikan dengan nyata akan segala kesempurnaan firman Tuhan. (maka nikmat Tuhan mu yang manakah yang kamu dustakan?)

Dan ini sangatlah berbeda jika kita tidak sampai pada pemahaman yang sempurna, kita hanya berada pada elemen terendah dalam falsafah hidup, namun kita merasa sudah sempurna dalam memahami ; memahami tentang hidup dalam syukur padahal sesunggunya tidak demikian. Syukur yang terpatri masihlah bersifat egosentris, dimana ketika jiwa memancarkan ego sebatas menerima hal-hal yang dipandang baik dan enggan menerima hal-hal yang kurang baik. Untaian syukur dilakukan sepenuh hati namun sebatas pada lantunan dan ucapan syukur dalam rangkaian kalimat do’a tulus. Dan tidak pada taraf kesadaran akan lakon diri dalam makna syukur.

Ketika diperhadapkan pada sebuah fenomena hidup, ego kembali muncul dalam merangkai do’a untuk menepis apa yang ada agar secepat mungkin berlalu, disinilah jiwa kehilangan kesempatan dalam membaca dan melakoni dengan sempurna akan makna hidup. Dan semua ini terjadi lantaran kita salah dalam memahami kehendak Tuhan, kita keliru mengerti makna hidup, bahkan kita cenderung SALAH DALAM BER-TUHAN.

Kita menempatkan Tuhan sebagai sosok yang lebih untuk di takuti dari pada untuk dicintai, akhirnya segala evolusi hidup kita sebatas pada takut akan kekejaman Tuhan dengan berbagai siksaan. Kita takut pada Tuhan lalu kita pun terjebak untuk membayar ketakutan kita dengan nilai ibadah yang mengandung konsekwensi pada kenikmatan syurga dan beranggapan Tuhan telah menerima kita.
Pada tatanan ini kita merasa paham tentang “apa itu Tuhan?” Yang maha pengasihkah..? padahal itu baru sebatas sifat-sifat Tuhan. Yang maha Memelihara.? Padahal itu baru sebatas perbuatan Tuhan. Lantas apakah itu Tuhan.?, yang dimanapun wajah dihadapkan disitu terlihat wajah Tuhan.?

sumber : www.topmotivasi.com

Makna sebuah kemiskinan

Mungkin alam yg enggan bersahabat dengannya sehingga setiap episod mimpinya yang mulai terangkai, seketika pupus dan lenyap dalam cabikan kemelut hidup yang tak bisa ia pahami, seirama tetesan keringat di dahinya yang keriput, ia mencoba menahan getir jiwa yang membara akan luapan rasa yang bergemuruh dan bersemi pada helai-helai harapaan dalam bingkai makna raga di perbatasan harapaan.

Ooo..ternyata aku keliru akan pandanganku sendiri karena jiwaanya bersuara nyaring dan menyentak sadarku akan hakikat dirinya, dan akupun belajar dari ungkapan jiwanya.

Dia tidak pernah mengeluh.. karena tempatnya bukan disitu… dia adalah insan yang bahagia dengan karunia yang ada.. walau seribu mata menatapnya dalam pandangan fakir.. jiwanya telah merdeka akan hal yang demikian.. mereka hanya memahami sebatas pahatan alam yang tersaji dalam bentuk sesuai keinginan ego mereka. tapi mereka sendiri tidak memahami kalau mereka sendiri lebih fakir dari dirinya.

Mereka memahami hidup pada dimensi yang rendah dimana materi sebagai landasan dan tolak ukur akan segala irama hidup, bahkan mereka mengukur segalanya dari sana, lalu menghitung nilai sebuah kemiskinan juga dari sana. Paramater apapun yang mereka gunakan tidak mampu mengukur pada sendi-sendi terdalam dari makna hakiki akan sebuah falsafah hidup secara general dalam pondasi keadilan yang akurat seirama keadilan dari sifat Tuhan itu sendiri.

Marilah belajar untuk tidak memahami dari sisi yang sempit akan sebuah keadaan karena betapa kelirunya ketika diri menyadari kesemuanya. Tapi belajarlah untuk memahami segala sesuatu dengan keselarasan dari kombinasi rangkaian nalar yang terfilter oleh intuisi yang jernih.

Kemiskinan materi sesungguhnya adalah sebuah keadaan yang tidak terlalu berefek pada hal-hal yang besar dari system hidup manusia, namun manusia sendiri cenderung memfokuskan pada hal ini sebagai sebuah dilema sosial yang dapat merusak struktur tatanan lainnya, memang benar ada kesemerawutan ketika kemiskinan adalah sebuah alasan untuk berbagai tindakan kriminal. Akan tetapi sesungguhnya kemiskinan jiwalah yang lebih berbahaya dari pada kemiskinan materi itu sendiri.

Banyak orang miskin secara materi tetapi menjalani hidup penuh dengan ketenangan ketika ia tidak mengalami kemiskinan jiwa, namun sebaliknya kemiskinan jiwa yang tak terbendung dapat merusak suatu negara bahkan dunia sekaligus. Sadarkah seseorang itu mengalami kemiskinan jiwa,? Tidak. Umumnya kita tidak menyadari kalu kita mengalami kemiskinan jiwa, mereka yang berada disekitar kitalah yang merasakan efek dari kemiskinan jiwa kita.

Namun ketika kita menyadari dan berjalan pada dimensi pembersihan jiwa maka kita juga harus menerima konsekwensi dari berbagai akibat akan sebab yang selama ini tebias dari jiwa kita. Jiwa yang miskin yang selama ini telah menjadikan orang-orang lain sebagai budak bahkan diri sendiri juga ikut menjadi budak dari kemiskinan jiwa itu sendiri : Al-Quran : Surat al-Balad 10 – 13 : “ Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.” “ Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar” “ Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? “ “ (Yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, “ Makna hakekat ayat diatas adalah sebuah jalan mendaki dalam proses membebaskan diri (yang terbudak) dari perbudakan akibat jiwa yang miskin, lebih jauh lagi Allah berfirman dalam surat : Al-Maun ayat 1 – 7 :

1. Ara’aital lazi yukazzibu bid din. Tahukah kamu orang yang mendustakan Agama?

2. Fa zalikal lazi yadu’ ul yatim. Itulah orang yang menghardik anak yatim.

::: Makna anak yatim secara Hakikat adalah makna dari ruh yang ada dalam diri dan tidak mengenal sumber asalnya (yatim) sehingga tanpa kita sadari ketika jiwa mengalami kemiskinan maka kita telah menghardik ( menjerumuskan / menyiksa ) ruh kita sendiri untuk tidak merespon segala sesuatu dari sumber asal-Nya yakni Cahaya Ilahi, kaum mistik Kristen memaknai anak yatim disini secara hakikat adalah sebagai anak Tuhan (yesus) dimana pada setiap jiwa sesungguhnya terdapat esensi yesus.:::

3. Wa la yahuddu ‘ala ta’ a’mil miskin. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.

::: Makna tidak menganjurkan memberi makan orang miskin, adalah maknah jiwa yang tidak menganjurkan diri untuk mendapatkan pancaran cahaya Ilahi akibat terpenjaranya ruh (anak yatim) sehingga hanya kecelakaanlah walau diri melaksanakan Shalat sebagaimana ayat selanjutnya:::

4. Fa wailul lil musallin Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat,

5. Allazina hum ‘an salatihim sahun Yaitu orang-orang yang lalai dari sholatnya

::: Makna lalai dalam sholat adalah ketika sholat hanyalah sebatas gerakan dalam struktur tata krama beragama, tetapi tidak memiliki esensi sholat itu sendiri sebagaimana rasulullah bersabda : “ Sholat adalah Mi’raznya orang-orang mu’min” (mi’raz adalah fase perjumpaan dengan Tuhan sebagaimana dalam bacaan pembuka sholat ; inni wah jatu waja hiya lillazi ; kuhadapkan wajahku kepada wajah Allah)::

Jika yang demikian adanya kondisi jiwa seseorang, maka yang ada hanyalah kemiskinan yang melebur menjadi jati diri yang jauh dari Cahaya ke-Tuhanan sehingga diri menjadi riya sebagaimana ayat selanjutnya :

6. Allazina hum yura’un Yaitu Orang-orang yang berbuat riya

7. Wa yamna na ‘Unal ma’un ; Dan enggan ( menolong dengan barang berguna )

::: Dalam tafsir Al-Quran, barang berguna diartikan sebagai Zakat, dan itu adalah secara syariat. Namun secara hakikat adalah sebuah jalan menuju Kebenaran yang dilalui dengan berbagai tahap dan proses guna mencapai kemerdekaan jiwa dari esensi kemiskinan yang sesungguhnya. Dan umumnya orang-orang enggan untuk menempuhnya dalam menolong diri mereka sendiri.:::

Fenomena akan sebuah kemiskinan jiwa mampu menciptakan berbagai efek dalam hidup yang jauh lebih dahsyat dibandingkan fenomena kemiskinan secara materi. Seseorang yang jiwanya terbebas dari kemiskinan akan merasa cukup dengan segala karunia yang ada, tetapi seseorang yang miskin jiwa tidak pernah merasa cukup dengan apa yang telah diraihnya walaupun menurut pandangan umum ia telah berkecukupan.

Sesungguhnya keserakahan dan ketamakan senantiasa menjadi bagian dari bingkai jiwa yang miskin. Lihatlah bagaimana hancurnya sebuah negara Irak akibat dari kemiskinan jiwa para penguasa amerika dan sekutunya, demikian juga dengan berbagai kerusakan dari sendi-sendi ekonomi pada berbagai negara akibat pemimpin-pemimpin negara tersebut yang mengalami kemiskinan jiwa. Dan sesungguhnya kemiskinan materi dapat diatasi dengan jiwa yang telah merdeka, namun kemiskinan jiwa tidak dapat diatasi dengan keberlimpahan materi. Saya secara pribadi kagum dengan sebuah makna pada teks lagu Indonesia raya yaitu ; “bangunlah Jiwanya bangunlah Badannya” dimana jiwalah yang terlebih dahulu dibangun agar tidak miskin sehingga selanjutnya akan lebih muda ketika kita membangun Badan…. Merdeka.. Merdekalah Indonesiaku.. seirama Merdekanya jiwaku.. agar Merdeka juga saudara-saudari sebangsaku dari kemiskinan jiwa…

sumber : www.topmotivasi.com

Leonardo Da Vinci

Leonardo da Vinci (lahir di Vinci, propinsi Firenze, Italia, 15 April 1452 – meninggal di Clos Lucé, Perancis, 2 Mei 1519 pada umur 67 tahun) adalah arsitek, musisi, penulis, pematung, dan pelukis Renaisans Italia. Ia digambarkan sebagai arketipe “manusia renaisans” dan sebagai jenius universal. Leonardo terkenal karena lukisannya yang piawai, seperti Jamuan Terakhir dan Mona Lisa. Ia juga dikenal karena mendesain banyak ciptaan yang mengantisipasi teknologi modern tetapi jarang dibuat semasa hidupnya, sebagai contoh ide-idenya tentang tank dan mobil yang dituangkannya lewat gambar-gambar dwiwarna.Selain itu, ia juga turut memajukan ilmu anatomi, astronomi, dan teknik sipil bahkan juga kuliner.

Leonardo lahir pada tahun 1452 di kota Vinci, propinsi Firenze, Italia anak dari Ser Piero Da Vinci dan Caterina, jadi nama lengkapnya yaitu Leonardo di Ser Piero da Vinci yang berarti Leonardo putra Ser Piero asal kota Vinci.

Pada usia belia, beliau sudah belajar melukis dengan Andrea del Verrocchio dan mulai melukis di Firenze.Ada kabar mengisahkan Verrochio menyatakan pensiun melukis setelah menyaksikan bahwa lukisan muridnya yang satu ini lebih bagus dari lukisannya sendiri. Selain menjadi pelukis Leonardo juga sanggup menunjukkan kemampuannya di bidang yang lain. Pada tahun 1481 Leonardo pindah ke Milan untuk bekerja dengan Adipati(Duke) di sana.Hasil karyanya selama di Milan yang paling termashur adalah Kuda Sforza yang dikerjakannya selama kurang lebih 11 tahun. Namun di situ ia tidak hanya melukis dan membuat patung saja, melainkan juga mengubah jalan-jalan sungai dan membangun kanal-kanal, serta menghibur Duke dengan memainkan lut dan bernyanyi. Lalu ia bekerja untuk Raja Louis XII dari Perancis di Milan dan untuk Paus Leo X di Roma

Sementara itu ia membantu Raphael dan Michaelangelo dalam merancang katedral Santo Petrus.Dalam hidupnya Leonardo sangat tertarik pada ilmu pengetahuan. Ia mulai mempelajari burung terbang dan mulai merancang mesin terbang. Pemikirannya itu terdapat dalam buku catatanya sebanyak 7.000 halaman. Didalam buku itu juga terdapat sketsa tentang studi tubuh manusia. Pada zaman itu, anatomi tubuh manusia tak lebih dari sekadar kira-kira karena siapapun dilarang keras membedah jenazah. Dengan kenekatannya mencuri-curi kesempatan membedah-bedah tubuh orang mati, di kemudian hari tindakan yang tak lazim di zamannya ini memberikan kontribusi yang sangat besar bagi dunia kedokteran.

Mahakaryanya, Jamuan Terakhir(The Last Supper) pada tahun 1495 sampai tahun 1497 yang dilukis pada dinding biara Santa Maria di Milan, kini telah rusak akibat dimakan waktu. Lukisan terkenal lainnya adalah Mona Lisa yang kini terdapat di musium Louvre Paris. Sebuah spekulasi yang beredar tentang siapa sesungguhnya Mona Lisa antara lain menyatakan bahwa citra perempuan tersebut merupakan hasil rekaan wajah Da Vinci sendiri. Spekulasi yang lain menyatakan bahwa perempuan tersebut memang pernah ada, seorang istri pedagang.

Leonardo da Vinci wafat di Clos Lucé, Perancis pada tanggal 2 Mei 1519, dan dimakamkan di Kapel St. Hubert di kastel Amboise, Perancis.

Setelah wafatnya, sangat kuat ditengarai bahwa beliau pernah memegang peranan sebagai orang terkuat di sebuah organisasi rahasia bernama Priory of Sion yang berlaskarkan Knights Templar. Apakah organisasi rahasia ini? Banyak fakta mengarahkan pada suatu dugaan bahwa Priory of Sion merupakan sebuah organisasi yang menjaga ketat-ketat rahasia sejarah kristiani menurut versi yang berbeda dari kitab Injil yang beredar di masyarakat. Yang dirahasiakan adalah mengenai siapa mesias yang sesungguhnya dan kemungkinan Yesus tidak menjalankan hukum selibat. Dalam versi yang sempat menimbulkan kontroversi ini diyakini bahwa Mesias yang sesungguhnya adalah Santo Yohanes Pembaptis, hal tersebut tersirat dari kekerapan Da Vinci melukis Sang Santo dalam posisi telunjuk menuding ke atas sebagai simbolisasi ‘Putra Allah’. Versi yang tak kalah mengagetkannya adalah kemungkinan Maria Magdalena si bekas perempuan sundal diperistri oleh Yesus. Namun semua hal tersebut tidak terbukti kebenarannya, hingga saat ini, sehingga tudingan ini hanya dianggap sebagai langkah untuk memojokkan posisi umat Kristiani.

Seniman
Lukis tidak saja mencerminkan luarnya benda, pendapat Da Vinci: yang dimaksud dengan lukis adalah segala sesuatu yang terkandung di dalamnya, yang dasarnya alami dan tidak dapat dilihat oleh mata telanjang manusia, lalu diekspresikan dalam bentuk gambar.

Menurut Da Vinci, Ilmu pengetahuan dan lukis ada hubungannya, misalnya gambar manusia, dia pernah melakukan sebuah percobaan (membedah mayat agar dapat mengerti anatomi tubuh manusia).

Sehingga dalam lukisannya, dia selalu dengan tepat menangkap gerakan otot di bawah lapisan kulit, maka hasil lukisannya sangat halus, dan cermat, contohnya: sketsa tangannya yang masih tersimpan hingga kini, setiap goresannya sangat indah, goresan penanya juga jelas, hal ini jarang dijumpai pada saat itu. Terutama pada bagian mata dan rambut, tidak saja lembut, juga mengandung suatu daya tarik. Ini menunjukan kematangan, kemampuan lukis tingkat tinggi

Penemu
Da Vinci tidak saja seorang seniman, juga seorang ilmuwan,tukang mesin,dan penemu. Dalam sketsanya, terdapat gambar rancangan kapal terbang dan mesin penggerak ke atas, juga masih terdapat sketsa ‘Cara Terbang Burung’. Semua ini hasil penemuan dadi pengamatan cara terbang burung. Kesimpulan dari penelitian ini, dia menemukan hubungan besar kecilnya sayap dengan berat badan manusia. Meskipun tidak karena teori ini manusia bisa terbang, namun dia memberi beberapa petunjuk cara terbang burung.

Dari sketsa penelitian kapal selam bisa terlihat, mula – mula dia tertarik pada arus air. Kemudian dengan serius meneliti ikan – ikan yang berenang melawan arus serta hambatan tekanan arus yang terjadi pada kapal, dan meninggalkan sejumlah lima sketsa mengenai badan kapal, yang besar pengaruhnya pada masa sekarang.

Pada jzmzn Da Vinci, sudah ada jam waktu, tapi rancangan jam Da Vinci berbeda dan memiliki ciri khas, jam lain kebanyakan menunjukkan jam, menit,dan detik tapi kepunyaan Da Vinci , bagian luar menunjukkan keadaan bulan, seperti bundar, setengah bundar dan lain – lain, bagian kiri atas menunjukkan ‘menit’, bagian kanan atas menunjukkan ‘detik’

Arsitektur
Zaman Renaissance disebut: ‘Zaman Keemasan Pembangunan’, Da Vinci juga meninggalkan banyak sketssa Arsitek.Dalam rancangan kotanya dicantumkan mengenai terowong air, juga pelebaran jalan, aliran udara dan cahaya sesuai dengan rancangan kota zaman sekarang. Tahun 1483, kebakaran besar terjadi di Milan dan wabah penyakit di Eropa menyebabkan puluhan ribu orang meninggal, Da Vinci pernah mengusulkan pada Il Moro untuk membangun kembali Milan, kemungkinan karena cara pemikiran melampaui mutu masa itu, juga biaya yang dibutuhkna terlalu banyak, sehingga cita-citanya tak terwujud. Tapi tak henti – hentinya dia mempelajari, menyelidiki dan mendiskusikan teknik pembangunan.

Perpaduan bakat ilmu dan seni
Meskipun Da Vinci adaah ilmuwan yang luar biasa, tapi pada dasarnya, dia masih tetap milik dunia ppseni]]. Dia memadukan ilmu dengan seni, dan tidak karena mengejar kebenaranilmu lalu melupakan keindahan.

Saat itu banyak seniman yang menggemari teknik gambar nyata. Orang – orang ini meski bisa dengan tepat menggambar bentuk dari bagian sesuatu, namun melipakan segi keindahan yang utuh. Sehingga memberi kesan rumit. Pada kenyataannya, perkembangan seni di jaman pemulihan budaya, perpaduan antara siat nyata dan mempertahankan keindahan menyeluruh secara untuh, hanya Da Vinci yang paling menonjol.

Meski sepanjang hidup Da Vinci tak henti – hentinya mengejar kemauan dan tak pernah mengenal puas, sehingga meninggalkan setumpuk sketsa, namun karya yang benar – benar selesai tidaklah banyak, hal ini amat disayangkan bagi sang genius dan bagi dunia.

Pada kenyataannya, seorang ahli matematka sahabatnya, sering menjuluki dia sebagai ‘Pelukis,Pemusik’;murid Michelangelo, pernah menulis tentang Da Vinci dalam ‘Buku Para Pelukis sebagai berikut; Da Vinci pernah menekuni bidang musik. Pada dasarnya dia memiliki hati yang agung. Dan sambil memainkan biola, dia bernyanyi gembira.

Da Vinci pernah membawa alat musik buatannya sendiri, dimainkan di depan Il Moro di Milan. Menurut catatan, alat musik ini terbuat dari perak, bentuknya seperi tulang kepala kuda, suara yang dihasilkan, amat nyaring.

Dari semua dapat diketahui, meskipun tidak ada peninggalan Da Vinci yang berupa catatan lagu not balok tapi keberhasilan dalam musik, juga tidak bisa ditandingi orang biasa.

Beberapa Karya dan Penemuan Leonardo Da Vinci
Lukisan Monalisa

Leonardo da Vinci membuat beberapa karya yang dikenal di dunia seni lukis, seperti Gioconda La umumnya dikenal sebagai Mona Lisa, Virgin of the Rocks, Leda, St Yohanes Pembaptis, Perjamuan Terakhir, Pemujaan Orang Majus dan Pembaptisan Kristus antara lain. Karya-karyanya menunjukkan seorang seniman dihormati yang diizinkan untuk renungan ke dalam jiwa sendiri dan membuat karya sendiri, tidak seperti banyak seniman lain hari dan waktu modern.

Jamuan Terakhir

Kisah lukisan ini, Perjamuan Terakhir, sungguh menarik dan mendatangkan pelajaran berharga. Perjamuan Terakhir dilukis oleh Leonardo da Vinci. Figur yang mewakili keduabelas rasul dan juga figur Kristus Sendiri dilukis dari model hidup. Model hidup lukisan untuk tokoh Yesus dipilih terlebih dahulu. Ketika diputuskan bahwa Da Vinci akan melukis karya besar ini, ratusan pemuda diwawancarai dengan seksama sebagai usaha untuk mendapatkan seraut wajah dan kepribadian yang mencerminkan tanpa dosa dan keelokan, bebas dari carut-marut dan guratan-guratan akibat dosa.

Vitruvian Man

Salah satu gambar yang paling terkenal dari da Vinci yang dibuat dalam 1487. Menunjukkan sosok seorang kaki manusia, dan lengan terpisah dan ditulis dalam persegi dan secara bersamaan dalam lingkaran. Hal ini dilihat sebagai menunjukkan hubungan antara proporsi manusia dan ketepatan geometri. Hal ini disebut sebagai Proporsi Manusia. Dia menarik dengan tinta dan pena dan di atas kertas dan diyakini sebagai penghargaan bagi seorang arsitek terkenal dengan nama Vitruvius oleh da Vinci.

Helikopter Da Vinci

Leonardo Da Vinci dikenal sebagai penggagas pertama mesin yang terbang secara vertikal. Sketsa dari mesin terbang berbaling-baling yang bertahun 1493 ini baru ditemukan pada abad 19. Tediri dari sebuah wahana yang dipasangi baling-baling yang dikendalikan oleh suatu sistem yang belum sempurna benar.
Desain ini bagaimanapun juga belum pernah digunakan.
Da Vinci dikatakan sebagai penemu pertama yang secara praktis memperkenalkan mesin terbangheavier-than-air. Dia juga pernah meyakinkan bahwa suat saat nanti jika manusia bisa terbang, itu akan menggunakan prinsip helikopternya. Dua ratus tahun kemudian memang terbukti mesin terbang prediksinya itu berhasil dibuat.

Dinding Pertahanan

Da Vinci mendesain pula metode bertahan yang rumit dan mengagumkan. Saat dinding diserang, pasukan dibalik benteng pertahanan dengan cepat dan mudah mengelak dari musuh dengan satu pergerakan menggunakan sebuah sistem tuas. Saat musuh menggunakan tangga untuk menrobos dinding, tuas-tuas akan dikaitkan untuk menggerakan rel-rel pada dinding dimana tangga disandarkan sehingga musuh akan berjatuhan.

Tank

Tank lapis baja adalah senjata pamungkas da Vinci. Ini mirip judul yang dipersenjatai dengan 36 senjata menonjol pada sisi dan termasuk mesh roda gigi, baling-baling, Cranks dan roda dan energi untuk bergerak adalah delapan berotot laki-laki. Orang-orang ini berada di bawah perlindungan dari cangkang kura-kura-suka dan bisa menghancurkan musuh pada kecepatan berjalan dengan senjata menyerang dari semua sisi. Mungkin bisa membuat tentara apapun tidak terlihat.

dan tentunya masih banyak lagi karya-karya dari Da Vinci.

sumber : www.topmotivasi.com